Jumat, 21 Oktober 2011

MORAL PANCASILA

Pendidikan moral pancasila. itu adalah sebuah mata pelajaran yang saya dapatkan ketika masih duduk di bangku sekolah mulai dari SD sampai SMU bahkan di kuliah saya menemukan sebuah pelajaran yang serupa yaitu Pancasila & yang berhubungan dengan itu: kewiraan dan saya rasa setiap orang di indonesia juga mendapatkan pelajaran yang sama.
persoalannya sekarang adalah moralitas bangsa Indonesia tidak menunjukkan moralitas yang beradab walaupun Pancasila sudah menjadi ‘makanan’ pokok mereka di bangku sekolah mulai SD hingga Universitas. Kita harus mencari tahu mengapa fenomena seperti ini bisa terjadi. Apakah pelaksana dan pendefinisian Pancasila yang salah atau memang Pancasila tidak mampu membentuk bangsa yang beradab?
Tentu saja kita tidak dapat menjustifikasi dengan begitu saja, butuh sebuah penelitian atau kajian untuk itu.
Menurut saya, Pancasila sudah cukup baik namun banyak pihak yang memberikan definisi dan penerjemahan pancasila dengan tidak baik sehingga cukup menyesatkan dan tidak membawa perubahan pada moral bangsa dan mengaku-ngaku sebagai Pancasilais dan Nasionalis. Sebagai contoh, kepolisian merupakan sebuah lembaga yang mengajarkan Pancasila kepada para anggotanya tapi hasilnya… saling tembak sendiri. itukah moral pancasila? Partai-partai besar Nasional banyak yang berideologikan Pancasila tapi kok masih tetap korupsi.

Pancasila yang terlupa

 1. Pancasila
2. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Persatuan Indonesia
5. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
6. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Apakah masih ingat dengan teks tersebut?
Ternyata banyak juga dari kita yang sudah tak ingat lagi dengan urutan teks tersebut. Bahkan saat ini tak jarang dari pegawai pemerintah pun telah melupakan teks tersebut.

Teks Pancasila yang kita kenal saat ini diperkenalkan pertama kali oleh mantan Presiden Pertama RI, Sukarno pada 1 Juni 1945. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Sebelum Pancasila diperkenalkan, sejarah mencatat ada beberapa usulan tentang falsafah berbangsa. Antara lain Lima Dasar yang diperkenalkan oleh Muh. Yamin pada 29 Mei 1945 dan Panca Darma yang diperkenalkan oleh Supomo pada 31 Mei 1945. Pancasila dikenal sebagai falsafah, pandangan hidup dan dasar negara RI.

Trus, apakah ngefek jika kita tak hafal dengan urutan teks Pancasila? Dulu sih sewaktu masih sekolah, kami harus hafal dengan urutan teks Pancasila. Bahkan tak hanya itu, butir-butir pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4) yang 45 butir itupun kami harus hapalkan. Kalo enggak, tentu saja kami tak lulus di matapelajaran PMP (Pelajaran Moral Pancasila <-- masih ada nggak sih matapelajaran ini). :D

Sekarang, waktu mungkin telah berubah. Boro-boro mau menghayati dan mengamalkan Pancasila, energi rakyat Indonesia telah terkuras habis untuk memikirkan harga-harga yang pada naik menyusul kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Padahal pemerintah belum bisa membuat rakyatnya sejahtera. Bagaimana mungkin mau memikirkan Pancasila, jika mikir perut yang keroncongan saja masih bingung? Tapi semoga ini, hanya opini saya yang salah. Karena saat ini yang telah melupakan Pancasila tidak hanya dari kalangan ekonomi menengah kebawah, tapi juga merata. Masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keataspun juga banyak yang lupa teks Pancasila.

Rakyat Indonesia mungkin masih banyak yang mengakui dan berserah diri kepada Tuhan YME. Negara boleh jadi masih melindungi kebebasan rakyatnya untuk menganut dan menjalankan agamanya. Namun, kekerasan masih terjadi dimana-mana. Bahkan hari ini ada kekerasan yang dilakukan oleh satu kelompok yang mengatasnamakan pembela agama untuk tindakan penyerangan pada kelompok lain. Masyaalllah... inikah bukti bahwa nilai-nilai luhur Pancasila sudah tak menjadi bagian dari kehidupan rakyat Indonesia?

Oh, Pancasila.
Satu persatu nilai-nilai luhur Pancasila sudah tak lagi hinggap di hati bangsa ini dalam kehidupan sehari-hari. Rasa persatuan, nilai musyarawah untuk mufakat, nilai keadilan dan kemanusiaan telah pudar seiring perjalanan waktu. Mungkinkah Pancasila sudah tak cocok lagi sebagai falsafah, pandangan hidup dan dasar berbangsa kita?

Sumber : http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2011/01/04/moral-pancasila/

Pancasila untuk kemerdekaan seutuhnya


Enam puluh lima (65) tahun yang lalu pada tanggal 16 agustus 1945 para pemuda membawa lari bung karno dan bung hatta ke Rengasdengklok,kedua tokoh tersebut awalnya tidak mengerti untuk apa mereka dibawa. Namun setelah menerima penjelasan mereka berdua baru mengerti apa keiginan para pemuda saat itu, yakni memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun usaha pemuda untuk mendesak bung karno dan bung hatta memproklamasikan kemerdekaan di Rengasdengklok tidak terlaksana. Karena bung karno dan bung hatta ingin memproklamasikan kemerdekaan di Jakarta.

Apa yang dikerjakan pemuda pada saat itu disebabkan adanya kekosongan penguasa/penjajah di Indonesia sebab pada saat itu Jepang mengalami kondisi meliter yang buruk. Karena 2(dua) daerah utama di Jepang telah dibom oleh sekutu yakni Hirosima dan Nagasaki. Sementara Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Melihat kondisi tersebutlah para pemuda mengambil tindakan agar proklamasi segera didegungkan disela-sela peralihan.

Sejarah 16 agustus 1945 yang lebih dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok telah tenggelam ditelan oleh monster-monster yang penuh dengan perayaan serimonial tanpa mengerti makna bahkan sejarah tersebut. Semua rakyat menikmati perayaan peringatan proklamasi mulai dari simiskin hingga si kaya. Mulai dari lomba makan kerupuk hingga bentuk kemeriahan yang mewah. Disatu sisi itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia masih ingat hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia meski banyak melupakan rentetan kejadian sebelum proklamasi tersebut. Mulai dari pidato-pidato founding father's tentang dasar negara kita hingga peristiwa satu hari sebelum proklamasi.

Saat ini setelah 65 tahun merdeka, Indonesia dengan bentuk wajah yang selalu berubah-ubah sesuai dengan orde yang berkuasa tidak pernah berada dalam kondisi stabil. Seperti air laut yang setiap kalinya bergoyang hingga membentuk ombak yang menghempas dipinggir pantai begitulah Indonesia sejak proklamasi. Air laut yang setiap kalinya bergoyang ibarat masa pemerintahan sebuah orde yang selalu mendapat sikutan-sikutan dari kelompok-kelompok yang tidak pro,kemudian terjadi ombak dan pecah terhempas dipinggir pantai merupakan bentuk-bentuk gerakan yang menyebabkan terganggunya stabilitas hingga perubahan pimpinan pemerintah.

Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera, begitu bung karno mengatakannya sewaktu Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan syarat menunggu seluruh rakyat Indonesia sejahtera. Diujung jembatan tersebutlah Indonesia sejahtera,sementara diujung yang satunya Indonesia belum merdeka dan kemerdekaan adalah jembatan menuju cita-cita. Hanya Bung Karnolah yang paham betul dengan jembatan tersebut sebab dia yang membangun jembatan itu.

Kemerdekaan yang seutuhnya.
Merdeka berarti bebas dari penjajahan,merdeka untuk hal tersebut sudah didapatkan oleh Indonesia. Namun justru saat ini rakyat Indonesia sedang berjuang keras melawan penjajah oleh bangsa sendiri. Banyaknya para pemangku kekuasaan yang melakukan penyelewengan uang negara merupakan satu bentuk penjajahan atas bangsa sendiri. Sebab seharusnya uang negara diperuntukkan bagi kepentingan umum berubah fungsinya menjadi kepentinan pribadi.

Perihal itulah yang menyebabkan kobaran semangat perjuangan yang diteriakkan melalui kata "Merdeka" semakin pudar. Masyarakat semakin enggan menyebutkan "Merdeka". Karena apa yang dirasakan saat ini justru jauh dari apa yang disebut merdeka. Apalagi untuk merdeka seutuhnya. Meskipun demikian semua proses untuk terus menemukan merdeka seutuhnya tidaklah sampai disini.

Hal ini dapat dilihat dari proses pencarian bentuk di Indonesia, sejak reformasi hingga kini Indonesia sibuk mengais-gais bentuk sistem yang akan dipergunakan guna mengemudikan kendali pemerintahan di Indonesia. Kesibukan mencari bentuk sistem tersebut disebabkan atas ketidakpahaman sejarah. Padahal kita ketahui ada dua sistem yang sangat besar di dunia yakni kapitalisme dan sosialisme yang kedua-duanya banyak dipergunakan negara-negara besar. Negara kita tanpa harus mengunakan kedua topeng tersebut, disebabkan muka Indonesia tidak perlu mengunakan salah satu topeng itu. Karena Indonesia memiliki wajah ideologi yang gagah perkasa yakni Pancasila. Ideologi yang mampu menyatukan pluralisme. Pancasila hanya ada di Indonesia. Pancasila lahir dari bumi Indonesia yang dibidani oleh bung karno(1 Juni 1945) merupakan betuk yang mampu membawa Indonesia menuju cita-cita merdeka yang seutuhnya. Hanya dengan memahami dan menjalankan pemerintahan yang Pancasilais-lah Indonesia akan sejahtera.